Daftar Isi
Tips Membedakan Jenis Tepung Terigu
Salah satu bahan dasar dalam pembuatan resep roti dan kue adalah tepung terigu. Tips membedakan jenis tepung yang akan digunakan sangatlah penting, karena akan mempengaruhi rasa dan tekstur.
Jenis Tepung Terigu
Terigu adalah bubuk halus yang berasal dari beberapa proses pengolahan dari bulir gandum. Tepung terigu mengandung banyak zat, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut air, serta protein dalam bentuk gluten yang menentukan tekstur kekenyalan.
Dalam resep roti dan kue tidak hanya tertulis tepung terigu saja, tetapi juga tertulis spesifikasi tepung terigunya. Perbedaannya terletak berdasarkan kandungan proteinnya. Tepung terigu protein tinggi, sedang, dan rendah. Semakin tinggi protein pada terigu maka akan lebih banyak mengandung gluten.
Gluten merupakan senyawa asam amino yang membentuk serat kasar dan bersifat kedap udara, sehingga mampu mengikat udara lebih banyak. Terigu protein tinggi dapat mengembang lebih baik pada olahan roti.
Baca Juga: Tips Menguleni Adonan Anti Bantat
1. Tepung Terigu Protein Rendah
Tepung terigu protein rendah memliki kadar protein antara 8-11 persen. Kadar gluten yang rendah menghasilkan tekstur yang lebih garing rapuh, dan mudah patah. Terigu jenis ini lebih banyak digunakan pada makanan yang tidak mengutamakan volume dan kekenyalan seperti kue kering, biskuit, crackers, aneka gorengan atau camilan garing.
Namun tepung ini tidak menyerap banyak air karena rendahnya kandungan gluten sehingga adonan resep kue akan lebih tahan lama saat disimpan dan tidak mudah berjamur.
2. Tepung Terigu Protein Sedang
Terigu jenis ini memiliki kandungan protein antara 11-13 persen dan sering disebut dengan all purpose flour atau tepung serbaguna, karena hampir bisa digunakan untuk semua jenis makanan.
Tepung ini akan menghasilkan tekstur makanan yang lembut namun agak mengembang. Dalam resep roti, tepung ini bisa digunakan untuk kue basah, waffle, pancake, bolu, brownies, muffin, dan lain-lain.
Anda juga bisa memanfaatkan tepung jenis ini untuk kue kering seperti nastar dan kastangels agar teksturnya lebih kokoh dan tidak mudah hancur.
3. Tepung Terigu Protein Tinggi
Protein pada tepung jenis ini sebesar 14-16 persen, sehingga memiliki daya serap tinggi terhadap cairan. Gluten pada tepung ini mempengaruhi elastisitas dan kekenyalan, serta memiliki karakteristik mudah dicampur, difermentasikan, dan digiling.
Umumnya tepung terigu protein tinggi dipakai untuk resep yang memerlukan tekstur kenyal dan elastis, seperti roti, donat, kue sus, mi, dan lain-lain.
Tepung ini terbuat dari gandum keras (hard wheat) yang memiliki kelemahan tidak tahan lama dan mudah berjamur.
4. Self Raising Flour
Pada dasarnya tepung ini adalah campuran antara tepung biasa, garam dan baking powder (bahan pengembang). Jadi akan sangat memudahkan saat mengolah makanan.
Jika Anda sulit untuk mendapatkan tepung jenis ini, caranya cukup mencampurkan 1 sendok teh baking powder ke dalam 1 kilogram tepung terigu sebagai alternatifnya. Self raising flour cocok digunakan untuk resep cake, muffin, kue kering dan pancake.
5. Tepung Gandum Utuh
Biasa disebut sebagai whole meal flour atau whole wheat flour, tepung ini dibuat dengan menggiling biji gandum utuh tanpa menghilangkan kulitnya. Sehingga warna tepung ini cenderung kecoklatan, serta mempunyai tekstur agak kasar.
Tepung jenis ini memiliki kadar protein yang tinggi sehingga sangat kaya serat dan cepat menyerap cairan. Makanan yang dihasilkan tepung ini akan cenderung lebih berat, padat, dan memiliki cita rasa yang khas.
Tips Memilih Tepung Terigu Untuk Roti dan Kue
- Pilih tepung berdasarkan jenis roti dan kue yang akan dibuat jika ingin membuat tekstur renyah, gunakan tepung terigu protein sedang.
- Semakin tinggi kandungan gluten, adonan akan semakin mengembang.
- Memilih tepung terigu yang terbuat dari gandum utuh akan lebih sehat, kaya akan serat, serta memiliki kandungan gula yang rendah daripada yang terbuat dari bahan gandum saja.